• Senin, 25 September 2023

Kasus Campak di Provinsi Papua Tengah Meningkat, Kemenkes Ungkap Penyebabnya

- Senin, 6 Maret 2023 | 07:26 WIB
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu (Tangkapan layar instagram @romyjunardy)
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu (Tangkapan layar instagram @romyjunardy)

Bantenekspose.id - Dalam kurun 3 bulan terakhir, kasus campak di Provinsi Papua Tengah meningkat.

Terkait kasus cmpak ini, disampaikan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu

Menurutnya, per 3 Maret 2023, di Provinsi Papua Tengah ada peningkatan kasus campak, yang tersebar di 7 Kabupaten.

Baca Juga: PT Sekar Bumi Tbk Sedang Buka Lowongan Kerja Cikupa, Bagian Ini Yang Dibutuhkan!

“Sekitar 48 telah terkonfirmasi lab positif campak," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu.

Kasus yang dilaporkan sebanyak 397, yaitu Nabire, Paniai, Mimika, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya dan Deiyai.

"Terbanyak ditemukan kasus campak di Kabupaten Mimika 25 kasus, Kabupaten Nabire 16 kasus, dan Kabupaten Paniai 7 kasus," imbuhnya, dilansri dari laman sehat negeriku.

Baca Juga: Loker Cilegon: PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Buka Dua Posisi Lowongan Kerja, Ini Syaratnya!

Selain itu, lanjut Maxi, dari hasil pemeriksaan juga ditemukan 1 kasus konfirmasi rubella di Kabupaten Mimika.

Dirjen Maxi menyebutkan, sebanyak 19 orang masih menjalani perawatan, sedangkan 182 orang sudah dinyatakan sembuh dan 2 orang meninggal.

“Jumlah kasus kematian tercatat 2 kasus, satu kasus berasal dari Kabupaten Nabire dan 1 kasus dari Kabupaten Paniai,” kata Dirjen Maxi.

Baca Juga: Kisi Kisi Soal Kompetensi Manajerial Terbaru, Seleksi PPPK atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

Dijelaskan Dirjen Maxi, kenaikan kasus campak di Provinsi Papua Tengah disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi MR untuk anak-anak di tahun 2022.

Berdasarkan laporan Kemenkes, cakupan imunisasi MR1 hanya 64,1 persen, kemudian turun menjadi 48,6 persen pada Imunisasi MR 2.

“Temuan kami di lapangan, 87 persen Kasus yang telah dilaporkan belum pernah mendapatkan imunisasi MR," ujarnya.

Halaman:

Editor: Saeroji Al Ghazaly

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X