Dialog Kebangsaan di Universitas Tadulako, Ketua Umum PP Lidmi Ungkap Rahasia Islam Berjaya Pada Masa Lalu

- Selasa, 14 Maret 2023 | 16:39 WIB
Ketua Umum PP Lidmi Asrullah Syaharuddin, saat mengiisi kegiatan Dialog Kebangsaan di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah. (Dok PP Lidmi/BE)
Ketua Umum PP Lidmi Asrullah Syaharuddin, saat mengiisi kegiatan Dialog Kebangsaan di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah. (Dok PP Lidmi/BE)

Bantenekspose.id - Sejarah mencatat, dahulu Islam berjaya karena memulai gerakannya dengan perspektif moralitas.

Perspektiof moralita tersebut, menjadi sentrum utama membangun sendi peradaban, hingga membuat Islam berjaya.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PP Lidmi Asrullah Syaharuddin, SH MH, saat Dialog Kebangsaan di Universitas Tadulako, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Baca Juga: BOCORAN Bahan Materi Kisi Kisi Soal Moderasi Beragama, Penting Bagi Pendaftar PPPK Kemenag 2023

Dikatakan, yang mengisi sendi peradaban itu adalah Islam sebagai Agama yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan tradisi literasi intelektual," kata Asrullah.

"Literasi intelektual itu, merupakan fenomena yang tidak terpisahkan dari setiap kemajuan zaman," kata Asrullah.

Diketahui, Dialog Kebangsaan di Universitas Tadulako diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Lidmi Palu, pada Senin 13 Maret 2023.

Baca Juga: Untuk Anda Lulusan SMA SMK, PT BRI Multifinance Indonesia Kembali Buka Lowongan Kerja, ini Persyaratannya

Kegiatan yang mengangkat tema 'Eksistensi Gerakan Pemuda, Refleksi dan Konklusi Untuk Masa Depan Bangsa' dihadiri puluhan aktivis pemuda.

Asrullah menambahkan, bahwa literasi harus dipandu oleh gravitasi moral agar tercipta kebenaran dan keadilan.

"Sekarang ini literasi kita banyak, tetapi jika literasi ini tidak dipandu oleh gravitasi moral, sebagai berier utama dalam memandu gerakan agar kebenaran dan keadilan berpihak pada yang berhak," ujarnya.

Baca Juga: Gaji hingga Rp6,3 Juta, PT Comextra Majora Buka Lowongan Kerja Penempatan Makassar, ini Syaratnya

Lebih lanjut dipaparkan, sumber peradaban Islam harus dimulai dari gravitasi moralitas dan diorkestrasi lewat simbol bernama masjid.

"Islam dibangun dari gravitasi ibadah yang bertempat di masjid, sumber peradaban Islam harus dimulai dari gravitasi moralitasnya. Jantung untuk melakukan diskursus moralitas diorkestrasi dalam simbol yang bernama masjid," paparnya.

Asrullah mengajak para pemuda untuk menerjemahkan problem hari ini dengan satu kaca mata yang konferhensif.

Halaman:

Editor: Saeroji Al Ghazaly

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X