• Senin, 25 September 2023

China Minta APBN Jadi Jaminan Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, LaNyalla Tegas Bilang Gini

- Kamis, 13 April 2023 | 22:58 WIB
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattaliti, tegaskan bahwa China tak bisa minta APBN jadi jaminan proyek kereta cepat Jakarta Bandung. (Instagram @dpdri)
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattaliti, tegaskan bahwa China tak bisa minta APBN jadi jaminan proyek kereta cepat Jakarta Bandung. (Instagram @dpdri)

Bantenekspose.id - Pemerintah China meminta APBN jadi jaminan untuk pembayaran proyek kereta cepat Jakarta Bandung.

Diketahui, bunga utang proyek kereta cepat Jakarta Bandung, lebih tinggi dari skema proposal awal.

Menyikapi permintaan tersebut, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, Pemerintah China tidak bisa minta APBN jadi jaminan pembayaran proyek kereta cepat Jakarta Bandung.

Baca Juga: Penting Diketahui, Berikut ini Lafaz Niat Mengeluarkan Zakat Fitrah di Lebaran 2023 atau Idul Fitri 1444 H

Seperti ramai diberitakan, pembangunan kereta cepat Jakarta Bandung yang diinisiasi di era Menteri BUMN Rini Soemarno ternyata terus menimbulkan masalah.

Terbaru, pemerintah China meminta APBN Indonesia menjamin pembayaran utang proyek tersebut.

Bahkan bunga utang proyek tersebut ternyata lebih tinggi dari skema di dalam proposal awal yang ditawarkan.

Baca Juga: PT Bangunperkasa Adhitamasentra Kembali Buka Lowongan Kerja Serang dengan Ijazah Min S1

Yakni menjadi 3,4 persen dari tawaran awal 2 persen. Biaya pembangunan juga membengkak.

Dari awalnya US$6,071 miliar menjadi US$7,5 miliar, atau setara Rp112,5 triliun (kurs Rp15.000/US$).

“Kita masih ingat lho skema awal yang ditawarkan China di era Menteri Rini Soemarno," kata LaNyalla, dikutip dari instagram @dpdri, Kamis 13 April 2023.

Baca Juga: Gaji hingga Rp6,1 Juta, PT Santosa Agrindo Sedang Buka Lowongan Kerja Serang, Ijazah SMA

Lanjut LaNyalla, saat itu alasan Indonesia menolak tawaran Jepang, karena China tidak meminta jaminan APBN.

"Hutang yang diberikan dengan bunga rendah 2 persen fix 40 tahun, dan pembiayaan murni B2B,” ungkap LaNyalla.

LaNyalla menegaskan, proyek tersebut memang harus business to business (B2B).

Halaman:

Editor: Saeroji Al Ghazaly

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X