Total ada 448 korban dalam Tragedi Kanjuruhan dengan rincian 302 orang mengalami luka ringan, 21 orang luka berat, dan 125 orang meninggal dunia. Kabar terbaru, jumlah korban kini pun bertambah.
Diketahui, pihak kepolisian menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 itu.
Baca Juga: Tindaklanjuti Instruksi Presiden, Soal Tragedi Kanjuruhan Kapolri Tegaskan Hal ini
Bahkan gas air mata juga ditembakkan ke bangku tribun sehingga membuat penonton berlarian berusaha keluar dari stadion.
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mengungkapkan banyaknya korban jiwa disebabkan situasi panik karena chaos hingga ada yang terinjak-injak, meski secara medis penyebab kematian diduga karena sesak napas.
Dede Yusuf pun mempertanyakan tindakan yang dilakukan aparat. Menurutnya, harus ada pertanggungjawaban dari stakeholder terkait.
Khususnya, kata Dede Yusuf, pihak-pihak yang terlibat pada penyelenggaraan pertandingan tersebut.
“Kita tidak boleh selesai hanya sampai dukacita. Harus ada yang tanggung jawab. Panitia pelaksana, PSSI, lantas aparat atas tindakan represifnya hingga sampai seperti itu,” tegas Dede Yusuf. ***
Artikel Terkait
Tragedi Kanjuruhan, Arema FC vs Persebaya Berakhir Tragis, Ratusan Nyawa Melayang, Ini Respon Presiden Jokowi
Tragedi Kanjuruhan Arema FC vs Persebaya, Ratusan Nyawa Melayang, Ketua DPD RI LaNyalla Ungkapkan Hal ini
Gercep Berikan Pertolongan Korban Tragedi Kanjuruhan, Polri Terjunkan Tim ini ke Malang
Pasca Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, PSSI Terjunkan Tim Investigasi
Pasca Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Arema FC Bakal Kena Sanksi Tak Boleh Jadi Tuan Rumah Hingga Akhir Musim